Longsor Kledang Mas Makin Meluas, 21 Rumah Terdampak: Relokasi Jadi Opsi Realistis - Kabar Kaltim Hari Ini
News Update
Loading...

16 April 2025

Longsor Kledang Mas Makin Meluas, 21 Rumah Terdampak: Relokasi Jadi Opsi Realistis


Samarinda – Bencana tanah longsor yang melanda kawasan Perumahan Kledang Mas, Kecamatan Samarinda Seberang, terus menunjukkan eskalasi. Terbaru, jumlah rumah terdampak bertambah menjadi 21 unit, naik dari sebelumnya 19 unit, per Rabu (16/4/2025).

Camat Samarinda Seberang, Aditya Koesprayogi, menyampaikan bahwa pergerakan tanah masih berlangsung hingga kini. Bahkan, berdasarkan pemantauan bersama BPBD Kota Samarinda, potensi longsor lanjutan cukup besar karena pergerakan tanah yang terjadi berada di bawah permukaan, bukan keruntuhan tanah biasa.

"Longsor ini berada di bawah lapisan tanah, sehingga tidak bisa dilihat secara langsung. Karena itu, BPBD menggandeng tim Geologi dari UMKT dan menggunakan alat khusus untuk mendeteksi pergerakan," jelas Aditya.

Relokasi Jadi Pilihan Realistis

Berdasarkan hasil kajian sementara, BPBD Samarinda menyarankan relokasi sebagai solusi utama untuk menjamin keselamatan warga.

"Ini bukan lagi bencana biasa, tapi potensi besar yang harus diwaspadai. Relokasi menjadi opsi paling realistis untuk saat ini," ujar Aditya.

Pemerintah kecamatan kini tengah membangun komunikasi intensif dengan pihak pengembang dan mantan pengembang kawasan perumahan, guna mencari solusi lokasi relokasi yang layak dan aman.

"Kami harap pengembang punya rasa empati dan bisa membantu menyediakan lahan yang masih tersedia untuk relokasi warga," imbuhnya.

Bantuan dan Skema Rumah Sewa Sementara

Selain relokasi, opsi penyewaan rumah sementara juga tengah diajukan sebagai solusi jangka pendek. Namun, Aditya mengakui bahwa realisasi program ini memerlukan koordinasi lintas sektor, termasuk dengan pihak swasta.

"Masyarakat tentu merasa cemas dengan wacana relokasi. Karena itu kami hadir untuk mendengar langsung keluhan mereka dan menyampaikan upaya yang sedang kami tempuh," jelasnya.

Mengenai tanggung jawab pihak pengembang, Aditya menyebut bahwa bencana ini murni geologis, bukan akibat aktivitas pembangunan. Struktur tanah lempung yang jenuh air hujan menjadi pemicu utama pergerakan tanah di kawasan tersebut.

"Tidak ada kegiatan konstruksi saat kejadian. Ini murni faktor alam. Namun kami tetap mengajak pengembang ikut terlibat dalam solusi kolektif," tegasnya.

DPRD dan Pemkot Pernah Ingatkan Pengembang

Sejak longsor pertama terjadi pada Mei 2023, kawasan Kledang Mas sudah mendapat perhatian serius. Pemkot Samarinda sempat merekomendasikan metode cut slope sebagai penanganan teknis, namun pelaksanaannya tertunda karena keterbatasan anggaran.

Sementara itu, Komisi III DPRD Samarinda juga telah meninjau langsung lokasi dan memberikan peringatan keras kepada pengembang, termasuk kemungkinan pencabutan izin jika tidak ada tindakan nyata.

Kini, dengan pergerakan tanah yang masih aktif dan dampak yang semakin meluas, Aditya menegaskan pentingnya kesadaran kolektif semua pihak—baik pemerintah, swasta, maupun warga—untuk bersama-sama menuntaskan krisis ini.

"Kami dorong relokasi ini sebagai pemicu agar semua unsur bergerak bersama. Keselamatan warga harus jadi prioritas," tutupnya.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done