Penajam Paser Utara, 13 Agustus 2024 – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut. Pencapaian terbaru mengungkapkan penurunan yang signifikan dalam setahun terakhir, memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan dalam upaya tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni, melaporkan bahwa berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka stunting di Kaltim tercatat sebesar 22,9 persen, menurun satu persen dari tahun 2022 yang sebelumnya mencapai 23,9 persen. Data ini menunjukkan kemajuan yang konsisten dalam upaya penurunan stunting di wilayah tersebut.
“Jika kita melihat data dari e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka stunting di Kaltim telah menurun lebih lanjut menjadi 18,3 persen pada Desember 2023, dan 14,5 persen pada Juni 2024,” kata Sri Wahyuni dalam kunjungan kerja percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kelurahan Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (13/8/2024).
Meskipun penurunan angka stunting merupakan kewenangan kabupaten/kota, Pemprov Kaltim tetap aktif melakukan intervensi untuk mempercepat pencapaian target nasional. Pemprov Kaltim juga telah menyiapkan bantuan keuangan sebesar Rp 75 juta per desa, yang ditujukan untuk mendukung intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya penurunan stunting.
“Kami berharap setiap kabupaten/kota dapat memiliki inovasi dalam penanganan stunting. Salah satunya adalah dengan aktivasi Posyandu dan melaksanakan kegiatan kreatif seperti perayaan ulang tahun balita, sehingga Posyandu tidak hanya menjadi tempat pengukuran atau penimbangan balita,” tambah Sri Wahyuni.
Keberhasilan penurunan angka stunting juga tercermin di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), di mana prevalensi stunting turun dari 27,1 persen pada tahun 2022 menjadi 17,6 persen pada tahun 2023. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Kaltim dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.
“Dukungan dari kader Posyandu sangat berpengaruh. Di Kukar, para kader pendamping diberikan bantuan kendaraan operasional untuk memudahkan penjemputan balita stunting,” jelas Sekda.
Sementara itu, Koordinator Program Manager (KPM) Satgas Stunting Kaltim, Masdar John, menambahkan bahwa meskipun angka prevalensi stunting di Kaltim masih berada di atas angka nasional, upaya keras terus dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Benua Etam.
“Perlu sinergitas, kolaborasi, dan pendekatan pentahelix untuk mencapai target 12,8 persen di tahun 2024. Walaupun Bappenas telah merevisi target untuk Kaltim di tahun 2024 menjadi angka 21,3 persen,” pungkas Masdar John.